Search This Blog

Tuesday, April 26, 2016

PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

Pendahuluan
Lingkungan manusia saat ini telah berubah dengan masuknya zat-zat pencemaran ke dalam lingkungan hidup kita semua. Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan hidup no. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan.
Bahan pencemar berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirombak baik secara alami ataupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Sedangkan bahan yang tidak dapat terdegradasi bersifat mencemari dan harus diekstradisi.
Ada banyak macam-macam pacemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan manusia dan faktor alami.
Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik.

Perubahan Lingkungan
Lingkungan yang dapat menjamin kelangsungan sistem ekologi tersebut dinamakan lingkungan yang seimbang. Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi jika faktor biotik dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berada dalam komposisi seimbang.  Kondisi lingkungan semacam itu yang akan menjamin terbentuknya ekosistem yang sehat.
Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang proporsional. Ekosistem seimbang didukung oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem tersebut semakin mantap keseimbangannya.
Jika satu jenis tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi sumber makanan bagi herbivora. Demikian pula, bila hewan herbivora tertentu jumlahnya berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang dapat dimakan oleh hewan karnivora. Seterusnya, bila ada jenis karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas tersebut. Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa jenis organisme yang terbatas akan menjadi kurang stabil. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan ada alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada perubahan lingkungan maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi (booming populasi) yang tidak seimbang.
Keseimbangan lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga apabila  jumlah individu produsen lebih besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga jumlah konsumen I harus lebih besar dari jumlah konsumen II, dan seterusnya jumlah konsumen II harus lebih besar dari jumlah konsumen III. Apabila faktor biotik dan abiotik mangalami perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, misalnya akibat penggundulan hutan, bencana alam dan perburuan liar.
Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal dengan istilah kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat memberikan kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan. Pada ekosistem yang seimbang semua populasi secara alamiah dibatasi oleh populasi organisme lain, sehingga tidak ada populasi yang tumbuh tanpa batas dan mendominasi yang lain. Setiap populasi pada ekosistem yang seimbang memiliki kondisi maksimum dan minimum yang selalu berkaitan dengan populasi lainnya.
Pada kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen biotik dan abiotik yang memungkinkan perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara lancar. Maka bila ada perubahan apapun, dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan baru secara proporsional sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama perubahan itu masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun, bila perubahan ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak berfungsi maka aliran energi dan daur materi akan terganggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi semua komponen ekosistem lainnya.
Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan lingkungan dapat terganggu.
Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa membuka lahan baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus bertambah, sedangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas tetap jumlahnya. Fenomena lain yang tak kalah mengherankan, di lereng gunung banyak berdiri bungalo yang praktis menyebabkan daya dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, ditambah dengan membuka lahan baru yang menyebabkan banyak tanaman yang hilang. Gangguan keseimbangan alam dapat dibedakan menjadi dua.
1.           Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik, diantaranya letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan.

2.           Faktor manusia
Dibandingkan komponen biotik lain, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini beberapa bentuk kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan.
a.      Pembangunan
b.      Intensifikasi Pertanian
c.       Penggundulan Hutan
d.      Penambangan Liar
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.



Macam-macam Bahan Pencemar
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar atau polutan. Berdasarkan sifatnya polutan terbagi menjadi dua macam.
1.      Bahan Pencemar Yang Dapat Terdegradasi (biodegradable)
Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirpmbak baik secara alami aupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari. Contoh bahan yang dapat terdegradasi adalah sampah plastik. Sampah yang biodegradable pasti akan terurai oleh keberadaan organisme biologis, tetapi lamanya terurai akan berbeda-beda untuk masing-masing sampah.
Biodegradable ada yang bersifat persisten (tetap ada di alam) dan ada yang dapat terdegradasi oleh perlakuan fisik dan mekanik. Sampah harus kita lihat di mana dia berada. Kalau sampah berada dalam kawasan konservasi, seperti taman nasional, mau tdk mau, sampah yang bersifat non bio degradable harus diekstradisi dari kawasan. Sama halnya dengan sampah yang bersifat long biodegradable.
Sedangkan untuk sampah yang short biodegradable, tidak apa-apa kita biarkan berada dalam kawasan konservasi, karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah terdegradasi utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam kawasan. Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang pencemar lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah.
Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan.
Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksibutyrate (PHB),  polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi.
Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Hal ini menjadi potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia. Terlebih lagi karena dari segi kekuatan, plastik biodegradable seperti PHB dapat disejajarkan dengan plastik konvensional yang biasa digunakan untuk pembungkus seperti polyetilen.
Namun disatu sisi plastik biodegradable masih perlu penelitian lebih lanjut karena dari penelitian sementara masih kurang mendukung dari sisi ekonomi. Selain itu karena produksinya melalui mekanisme bioproses dengan mikroba mengakibatkan konversinya cukup rendah.
Peran pemerintah dan dukungan masyarakat tentunya sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan biodegradable plastik mengingat potensinya masih cukup besar untuk dikembangkan.Karena pengolahan skala besar plastik berbahan biodegradable ini nantinya akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam yang notabene makin menipis ketersediaannya di alam, serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
2.      Bahan Pencemar Yang Tidak Dapat Terdegradasi (non biodegradable)
Bahan pencemar yang tidak terdegradasi yaitu sampah anorganik yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Secara keseluruhan zat anorganik tidak dapat terurai oleh alam, tetapi ada beberapa yang dapat terurai dalam waktu yang sangat lama. Jenisnya adalah sampah rumah tangga yaitu botol, botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng tidak dapat terdegradasi secara alami.

Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan sifat zat pencemarnya (polutan), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok berikut.
a.      Pencemaran kimiawi, disebabkan oleh zat-zat kimia organic atau anorganik.
b.      Pencemaran fisika, disebabkan oleh zat cair (limbah industry), zat padat (sampah), atau gas (asap).
c.       Pencemaran biologi, disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit, seperti Entamoeba histolytica dan Escherichia coli, yang menyebabkan penyakit pada perut.
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, udara, dan suara.




Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat yang mengakibatkan kualitas air terganggu. Hal ini dapat terjadi pada sumber mata air, sungai, waduk, dan air laut. Menurut jenisnya bahan pencemar air dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.      Pencemaran biologi
Pencemar biologi dalam perairan antara lain:
1.      Escherichia coli
2.      Entamoeba coli
3.      Salmonella typhi
4.      Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5.      Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6.      Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)

b.      Pencemaran kimia
Pencemar kimia dalam perairan antara lain sebagai berikut.
1.      Zat-zat kimia
Misalnya pestisida, limbah industri, buatan, dan deterjen yang kesemuanya dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan organisme di perairan.

2.      Limbah industry
Yang berupa zat-zat radioaktif dan logam-logam berat, seperti Cu, Hg (air raksa/merkuri), Pb (timah hitam), seng (Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni).
Zat-zat tersebut di atas dapat mengganggu organisme yang hidup di air melalui rantai makanan, zat tersebut akan berpindah dari organisme satu ke organisme lain yang pada akhirnya zat tersebut akan terakumulasi pada konsumen yang menduduki piramida makanan paling atas. Pada dosis tertentu akan berubah menjadi racun.

3.      Penggunaan pestisida DDT
Pengendalian hama yang menggunakan insektisida berupa DDT (Dikloro Difenil Trichlorothan) oleh para petani secara berlebihan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan tanah mengingat zat ini mempunyai sifat sebagai berikut.
a.      Bila masuk ke dalam tubuh organisme, tidak dapat diuraikan (nonbiodegrada) sehingga akan tertumpuk dalam air atau tanah.
b.      Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lain melalui aliran materi dalam rantai makanan, hal ini memungkinkan DDT dapat tertumpuk dalam tubuh manusia sehingga berakibat rusaknya jaringan yang menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot.
4.      Sampah organic
Berbagai sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam, atau parit akan mengalami pembusukan oleh bakteri pembusuk yang banyak memerlukan Oksigen (O2). Hal ini menyebabkan kadar Oksigen (O2) air berkurang, menyebabkan plankton, hewan-hewan kecil, maupun hewan besar tidak dapat hidup lagi.

5.      Terjadinya eutrofikasi
Disebabkan karena terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan karena penimbunan senyawa nitrat (NO3). Ditambah belum lagi penimbunan sisa-sisa pupuk yang lainnya di daerah pertanian yang akan menyebabkan tumbuh suburnya gulma. Belum dapat menutup permukaan air sehingga cahaya tidak bisa menembus ke pedalaman air sehingga menghambat proses fotosintesis yang diakhiri dengan berkurangnya produksi oksigen (O2). Berkurangnya oksigen menyebabkan ikan dan hewan lainnya yang hidup di air menjadi berkurang atau terhambat pertumbuhannya.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1.       Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2.       Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
3.       Pendangkalan dasar perairan.
4.       Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5.       Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6.       Menjalarnya wabah muntaber.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Penyebab pencemaran tanah
Berikut ini adalah penyebab pencemaran tanah:
a.      Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1.            Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2.            Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro organisme di dalam tanah.
b.      Limbah industry
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

c.       Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea.
Penanganan
1.      Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2.      Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamurbakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan adanya pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi, batubara, asap rokok, dan gas-gas lain yang mencemari udara, misalkan gas CO, CO2, NO, NO2, SO, SO2, CH4, CFC3. ppm (part per million), yaitu jumlah cm3 polutan per m3 udara. Polutan yang dimaksud disini dapat berbentuk partikel, cairan, atau gas.
a.      CO (Karbon Monoksida)
Sebagai gas pembunuh, gas ini mempunyai daya ikat terhadap haemoglobin yang jauh lebih tinggi daripada dengan O2, sehingga mengganggu pengikatan O2 oleh darah. Bila dalam darah 70-80% Hb mengikat CO dapat mengakibatkan kematian. Contoh-contoh terbentuknya gas CO, antara lain.
1.      Menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup.
2.      Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dengan keadaan kaca yang tertutup.

b.      CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 bersama mikroorganisme, debu, dan titik-titik air akan berkondensasi membentuk awan. Awan mempunyai sifat dapat ditembus oleh energi panas, sehingga suhu udara yang berada di permukaan bumi akan meningkat. Kadar CO2 0,033% yang ada di udara akan dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis, tetapi bila kadar tersebut berlebih maka akan merusak tumbuhan dan hewan.
c.       Gas NO, NO , SO, dan SO
Gas-gas tersebut dapat menimbulkan gangguan pada sistem saluran pernapasan, sedangkan NO3 apabila masuk ke ekosistem tanah dan air akan menyebabkan eutrofikasi. Gas-gas tersebut juga dapat berkondensasi dengan partikel-partikel lain beserta titik-titik air sehingga terbentuklah zat asam, dan bila turun bersama air hujan terjadilah Hujan Asam.
d.      CFC (Chloro fluorocarbon)
CFC terdapat pada gas pendingin AC, kulkas, dispenser, dan kosmetik. Gas CFC merupakan gas yang sukar terurai, dan bila masuk ke dalam atmosfer akan mampu mengikat lapisan ozon. Hal inilah yang dikhawatirkan umat manusia sedunia. Hal ini disebabkan lapisan ozon merupakan selimut bumi yang berfungsi mencegah radiasi sinar ultraviolet ke bumi. Bila kadar CFC terlalu tinggi, lapisan ozon dapat semakin tipis bahkan berlubang, hal seperti ini yang akan membahayakan bumi.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
1.       Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya.
2.       Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
3.       Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
4.       Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
5.       Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
Pencemaran suara
Pencemaran suara disebabkan oleh suara bising yang berlangsung secara terus-menerus. Satuan kekuatan suara dikenal dengan satuan desibel (dB). Dibawah ini dijelaskan gambaran mengenai polusi udara, antara lain.
a.      Percakapan normal : 40 dB
b.      Keributan : 80 dB
c.       Suara kereta : 95 dB
d.      Pesawat jet lepas landas : 150 dB
Suara yang timbul apabila melebihi kadar dapat mengganggu pendengaran dan mempengaruhi sistem metabolisme antara lain:
a.      perubahan tekanan darah,
b.      gangguan jantung,
c.       perubahan denyut nadi,
d.      stress, dan
e.      kontraksi perut.
Pencemaran benda-benda radioaktif
Efek yang ditimbulkan zat radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya yang dapat merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen dan dapat juga menyebabkan kanker. Penyebabnya adalah benda-benda radioaktif, debu radioaktif yang berasal dari ion nuklir serta reaktor-realtor atom. Bahaya yang ditimbulkan, yaitu radioaktif sinar alfa (α), sinar beta (β), sinar gamma (l)
DAMPAK PENCEMARAN SECARA GLOBAL
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.
UPAYA PENANGGULANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2.      Penanggulangan limbah industry
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3.      Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.

4.      Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

5.      Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6.      Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
LIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1.                  Berukuran mikro
2.                  Dinamis
3.                  Berdampak luas (penyebarannya)
4.                  Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1.                  Volume limbah
2.                  Kandungan bahan pencemar
3.                  Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1.                  Limbah cair
2.                  Limbah padat
3.                  Limbah gas dan partikel
4.                  Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.                  pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2.                  pengolahan menurut karakteristik limbah
Pemanfaatan Limbah Organik
1.      Dengan Daur Ulang
Limbah organic tertentu, seperti sampah sayuran, sampah daun, atau ranting, dapat kita manfaatkan kembali dengan cara di daur ulang, misalnya menjadi pupuk kompos.
Kertas bekas merupakan limbah organic yang juga dapat di daur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas Koran, dan kertas tulis.
2.      Tanpa Daur Ulang
Tidak semua limbah organic padat harus didaur ulang lebih dahulu sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa limbah organic padat itu antara lain.
a.      Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal, meja, atau kursi.
b.      Serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai media tanam jamur tiram.
c.       Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.
Pemanfaatan Limbah Anorganik
1.      Dengan Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik, seperti kaleng aluminium dan besi baja dapat dilebur dan didaur ulang kembali. Sedangkan, botol, gelas, ember plastic, pecahan botol dan toples kaca dapat didaur ulang menjadi botol dan toples kaca yang baru. Selain itu, botol dan gelas plastic bekas kemasan air minum dapat didaur ulang kembali menjadi serbuk plastic (crumb), yaitu bahan baku dakron (kapas sintesis untuk bantal atau guling).
2.      Tanpa Daur Ulang
Beberapa jenis limbah seperti, botol dan gelas plastic bekas kemasan air mineral dapat dijadikan mainan anak-anak, pot tanaman, atau hiasan. Pecahan kaca dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.



Kesimpulan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Ada banyak macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan manusia dan faktor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik.
Saran
Pencemaran lingkungan harus selalu kita hindari agar lingkungan kita bersih dan terhindar dari polutan atau bahan pencemaran dan juga agar lingkungan kita menjadi lingkungan yang kita dambakan. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga dan merawat lingkungan kita dengan tidak membuang limbah disembarangan tempat dan selalu menjaga kebersihan dimana saja.
Daftar Pustaka
Sri Pujiyanto. Buku Paket Platinum Biologi Kelas X.
Saktiyono. Buku Seribu Pena KTSP 2006 Kelas X.
Risdayanti Nashiro, S.Pd. Modul Biologi Kelas X.

No comments:

Post a Comment