Pendahuluan
Lingkungan
manusia saat ini telah berubah dengan masuknya zat-zat pencemaran ke
dalam lingkungan hidup kita semua. Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan
hidup no. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya
makhluk hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau
perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut
polutan.
Bahan
pencemar berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan
pencemar yang dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat
terdegradasi (nondegradable). Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur
kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau
dirombak baik secara alami ataupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak
mencemari. Sedangkan bahan yang tidak dapat terdegradasi bersifat mencemari dan
harus diekstradisi.
Ada
banyak macam-macam pacemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah.
Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat
disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan
manusia dan faktor alami.
Upaya
untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan
limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah
organik dan anorganik.
Perubahan
Lingkungan
Lingkungan
yang dapat menjamin kelangsungan sistem ekologi tersebut dinamakan lingkungan
yang seimbang. Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi jika faktor
biotik dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berada
dalam komposisi seimbang. Kondisi lingkungan semacam itu yang akan
menjamin terbentuknya ekosistem yang sehat.
Keseimbangan
ekosistem tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat mengalami
kenaikan maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang
proporsional. Ekosistem seimbang didukung oleh banyak alternatif lintasan yang
dapat dilalui zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin
banyak variasi jenis tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba maka semakin
banyak lintasan zat. Hal tersebut menyebabkan ekosistem tersebut semakin mantap
keseimbangannya.
Jika
satu jenis tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai
produsen yang menjadi sumber makanan bagi herbivora. Demikian pula, bila hewan
herbivora tertentu jumlahnya berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang
dapat dimakan oleh hewan karnivora. Seterusnya, bila ada jenis karnivora
tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang meneruskan perpindahan energi
dan zat dalam komunitas tersebut. Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa
jenis organisme yang terbatas akan menjadi kurang stabil. Bila ada satu atau
dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan ada alternatif jalur yang
dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada perubahan lingkungan maka
akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi (booming
populasi) yang tidak seimbang.
Keseimbangan
lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga apabila jumlah individu
produsen lebih besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga jumlah konsumen
I harus lebih besar dari jumlah konsumen II, dan seterusnya jumlah konsumen II
harus lebih besar dari jumlah konsumen III. Apabila faktor biotik dan
abiotik mangalami perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu,
misalnya akibat penggundulan hutan, bencana alam dan perburuan liar.
Kemampuan
lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal dengan
istilah kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat memberikan
kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan. Pada
ekosistem yang seimbang semua populasi secara alamiah dibatasi oleh populasi
organisme lain, sehingga tidak ada populasi yang tumbuh tanpa batas dan
mendominasi yang lain. Setiap populasi pada ekosistem yang seimbang memiliki
kondisi maksimum dan minimum yang selalu berkaitan dengan populasi lainnya.
Pada
kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen biotik dan abiotik yang
memungkinkan perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara lancar. Maka
bila ada perubahan apapun, dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan baru
secara proporsional sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama
perubahan itu masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun, bila
perubahan ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak berfungsi maka aliran
energi dan daur materi akan terganggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi
semua komponen ekosistem lainnya.
Faktor-Faktor
Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terwujud
apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan abiotik. Jika terjadi
gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan lingkungan dapat
terganggu.
Banjir umumnya disebabkan manusia yang
senantiasa membuka lahan baru dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk
permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan pabrik. Hal ini
disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus bertambah, sedangkan lahan yang
ada sebagai wadah aktivitas tetap jumlahnya. Fenomena lain yang tak kalah
mengherankan, di lereng gunung banyak berdiri bungalo yang praktis menyebabkan
daya dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, ditambah
dengan membuka lahan baru yang menyebabkan banyak tanaman yang hilang. Gangguan
keseimbangan alam dapat dibedakan menjadi dua.
1.
Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan
abiotik, diantaranya letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya
pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga, kebakaran hutan, badai,
bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan.
2.
Faktor manusia
Dibandingkan
komponen biotik lain, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh
ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan
ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh
yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan
yang diinginkan. Berikut ini beberapa bentuk kegiatan manusia yang menyebabkan
perubahan lingkungan.
a. Pembangunan
b. Intensifikasi Pertanian
c. Penggundulan Hutan
d. Penambangan Liar
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Menurut
Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau Pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Macam-macam Bahan Pencemar
Segala sesuatu
yang dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar atau polutan.
Berdasarkan sifatnya polutan terbagi menjadi dua macam.
1.
Bahan Pencemar Yang Dapat Terdegradasi (biodegradable)
Bahan yang dapat terdegradasi memiliki
struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi,
dihilangkan atau dirpmbak baik secara alami aupun rekayasa sehingga dapat
bersifat tidak mencemari. Contoh bahan yang dapat terdegradasi adalah sampah
plastik. Sampah yang biodegradable pasti akan terurai oleh keberadaan organisme
biologis, tetapi lamanya terurai akan berbeda-beda untuk masing-masing sampah.
Biodegradable ada yang bersifat
persisten (tetap ada di alam) dan ada yang dapat terdegradasi oleh perlakuan
fisik dan mekanik. Sampah harus kita lihat di mana dia berada. Kalau sampah
berada dalam kawasan konservasi, seperti taman nasional, mau tdk mau, sampah
yang bersifat non bio degradable harus diekstradisi dari kawasan. Sama halnya
dengan sampah yang bersifat long biodegradable.
Sedangkan untuk sampah yang short
biodegradable, tidak apa-apa kita biarkan berada dalam kawasan
konservasi, karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah
terdegradasi utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam
kawasan. Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang
pencemar lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah.
Untuk menyelamatkan lingkungan dari
bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya
plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa
yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum,
gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material
yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman
misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam
hewan.
Jenis plastik biodegradable antara
lain polyhidroksibutyrate (PHB), polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam
amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan
modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh
mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi.
Bahan dasar plastik berasal dari
selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan,
serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan
dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi
bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi
monomer-monomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan
karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam
organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
Hasil degradasi plastik ini dapat
digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik
biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya.
Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil
penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini
masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat
diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer
biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Hal ini menjadi potensi yang besar di
Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong,
beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia
relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan
memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia
menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia. Terlebih lagi karena
dari segi kekuatan, plastik biodegradable seperti PHB dapat disejajarkan dengan
plastik konvensional yang biasa digunakan untuk pembungkus seperti polyetilen.
Namun
disatu sisi plastik biodegradable masih perlu penelitian lebih lanjut karena
dari penelitian sementara masih kurang mendukung dari sisi ekonomi. Selain itu
karena produksinya melalui mekanisme bioproses dengan mikroba mengakibatkan
konversinya cukup rendah.
Peran
pemerintah dan dukungan masyarakat tentunya sangat dibutuhkan dalam usaha
pengembangan biodegradable plastik mengingat potensinya masih cukup besar untuk
dikembangkan.Karena pengolahan skala besar plastik berbahan biodegradable ini
nantinya akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam yang
notabene makin menipis ketersediaannya di alam, serta turut berkontribusi
menyelamatkan lingkungan.
2.
Bahan Pencemar Yang Tidak Dapat Terdegradasi (non biodegradable)
Bahan pencemar yang tidak terdegradasi
yaitu sampah anorganik yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Secara keseluruhan zat
anorganik tidak dapat terurai oleh alam, tetapi ada beberapa yang dapat terurai
dalam waktu yang sangat lama. Jenisnya adalah sampah rumah tangga yaitu botol,
botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas,
plastik, kaleng tidak dapat terdegradasi secara alami.
Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan sifat
zat pencemarnya (polutan), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3
kelompok berikut.
a. Pencemaran kimiawi, disebabkan oleh zat-zat
kimia organic atau anorganik.
b. Pencemaran fisika, disebabkan oleh zat cair
(limbah industry), zat padat (sampah), atau gas (asap).
c. Pencemaran biologi, disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme penyebab penyakit, seperti Entamoeba histolytica dan Escherichia
coli, yang menyebabkan penyakit pada perut.
Berdasarkan
lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan
dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, udara, dan suara.
Pencemaran Air
Pencemaran
air terjadi karena masuknya zat-zat yang mengakibatkan kualitas air terganggu.
Hal ini dapat terjadi pada sumber mata air, sungai, waduk, dan air laut.
Menurut jenisnya bahan pencemar air dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
a.
Pencemaran
biologi
Pencemar biologi dalam perairan antara lain:
1. Escherichia coli
2. Entamoeba coli
3. Salmonella typhi
4. Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5. Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6. Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)
b.
Pencemaran kimia
Pencemar kimia dalam perairan antara lain
sebagai berikut.
1. Zat-zat kimia
Misalnya
pestisida, limbah industri, buatan, dan deterjen yang kesemuanya dapat
berakibat buruk terhadap pertumbuhan organisme di perairan.
2. Limbah industry
Yang
berupa zat-zat radioaktif dan logam-logam berat, seperti Cu, Hg (air
raksa/merkuri), Pb (timah hitam), seng (Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium
(Cr), dan Nikel (Ni).
Zat-zat
tersebut di atas dapat mengganggu organisme yang hidup di air melalui rantai
makanan, zat tersebut akan berpindah dari organisme satu ke organisme lain yang
pada akhirnya zat tersebut akan terakumulasi pada konsumen yang menduduki
piramida makanan paling atas. Pada dosis tertentu akan berubah menjadi racun.
3. Penggunaan pestisida DDT
Pengendalian
hama yang menggunakan insektisida berupa DDT (Dikloro Difenil Trichlorothan)
oleh para petani secara berlebihan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran air
dan tanah mengingat zat ini mempunyai sifat sebagai berikut.
a. Bila masuk ke dalam tubuh organisme, tidak
dapat diuraikan (nonbiodegrada) sehingga akan tertumpuk dalam air atau tanah.
b. Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke
organisme lain melalui aliran materi dalam rantai makanan, hal ini memungkinkan
DDT dapat tertumpuk dalam tubuh manusia sehingga berakibat rusaknya jaringan
yang menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot.
4. Sampah organic
Berbagai
sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam, atau parit akan mengalami
pembusukan oleh bakteri pembusuk yang banyak memerlukan Oksigen (O2).
Hal ini menyebabkan kadar Oksigen (O2) air berkurang, menyebabkan
plankton, hewan-hewan kecil, maupun hewan besar tidak dapat hidup lagi.
5. Terjadinya eutrofikasi
Disebabkan
karena terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan karena penimbunan
senyawa nitrat (NO3). Ditambah belum lagi penimbunan sisa-sisa pupuk
yang lainnya di daerah pertanian yang akan menyebabkan tumbuh suburnya gulma.
Belum dapat menutup permukaan air sehingga cahaya tidak bisa menembus ke
pedalaman air sehingga menghambat proses fotosintesis yang diakhiri dengan
berkurangnya produksi oksigen (O2). Berkurangnya oksigen menyebabkan
ikan dan hewan lainnya yang hidup di air menjadi berkurang atau terhambat
pertumbuhannya.
Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena
berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan
tumbuhan air (eutrofikasi).
3. Pendangkalan dasar perairan.
4. Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang,
dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6. Menjalarnya wabah muntaber.
Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
Penyebab
pencemaran tanah
Berikut ini
adalah penyebab pencemaran tanah:
a.
Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;
kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair.
1.
Limbah padat
berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2.
Limbah cair
berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro organisme di dalam tanah.
b.
Limbah industry
Limbah industri berupa limbah padat yang
merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
c.
Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk
sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea.
Penanganan
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah
itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi adalah
proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Pencemaran udara
Pencemaran
udara disebabkan adanya pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi,
batubara, asap rokok, dan gas-gas lain yang mencemari udara, misalkan gas CO,
CO2, NO, NO2, SO, SO2, CH4, CFC3.
ppm (part per million), yaitu jumlah cm3 polutan per m3
udara. Polutan yang dimaksud disini dapat berbentuk partikel, cairan, atau gas.
a.
CO (Karbon
Monoksida)
Sebagai gas pembunuh, gas ini mempunyai daya
ikat terhadap haemoglobin yang jauh lebih tinggi daripada dengan O2,
sehingga mengganggu pengikatan O2 oleh darah. Bila dalam darah
70-80% Hb mengikat CO dapat mengakibatkan kematian. Contoh-contoh terbentuknya
gas CO, antara lain.
1. Menghidupkan mesin mobil di dalam garasi
tertutup.
2. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil
dengan keadaan kaca yang tertutup.
b.
CO2
(Karbon Dioksida)
CO2 bersama mikroorganisme, debu, dan
titik-titik air akan berkondensasi membentuk awan. Awan mempunyai sifat dapat
ditembus oleh energi panas, sehingga suhu udara yang berada di permukaan bumi
akan meningkat. Kadar CO2 0,033% yang ada di udara akan dimanfaatkan
oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis, tetapi bila kadar tersebut berlebih
maka akan merusak tumbuhan dan hewan.
c.
Gas NO, NO , SO,
dan SO
Gas-gas tersebut dapat menimbulkan gangguan
pada sistem saluran pernapasan, sedangkan NO3 apabila masuk ke
ekosistem tanah dan air akan menyebabkan eutrofikasi. Gas-gas tersebut juga
dapat berkondensasi dengan partikel-partikel lain beserta titik-titik air
sehingga terbentuklah zat asam, dan bila turun bersama air hujan terjadilah
Hujan Asam.
d.
CFC (Chloro
fluorocarbon)
CFC terdapat pada gas pendingin AC, kulkas,
dispenser, dan kosmetik. Gas CFC merupakan gas yang sukar terurai, dan bila
masuk ke dalam atmosfer akan mampu mengikat lapisan ozon. Hal inilah yang dikhawatirkan
umat manusia sedunia. Hal ini disebabkan lapisan ozon merupakan selimut bumi
yang berfungsi mencegah radiasi sinar ultraviolet ke bumi. Bila kadar CFC
terlalu tinggi, lapisan ozon dapat semakin tipis bahkan berlubang, hal seperti
ini yang akan membahayakan bumi.
Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
1. Terganggunya kesehatan manusia, misalnya
batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya.
2. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi
pada logam, dan memudarnya warna cat.
3. Terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya
menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi
di udara.
4. Adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat
menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan
mencairkan es di kutub.
5. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh
pencemaran oksida nitrogen.
Pencemaran suara
Pencemaran
suara disebabkan oleh suara bising yang berlangsung secara terus-menerus. Satuan
kekuatan suara dikenal dengan satuan desibel (dB). Dibawah ini dijelaskan
gambaran mengenai polusi udara, antara lain.
a. Percakapan normal : 40 dB
b. Keributan : 80 dB
c. Suara kereta : 95 dB
d. Pesawat jet lepas landas : 150 dB
Suara
yang timbul apabila melebihi kadar dapat mengganggu pendengaran dan
mempengaruhi sistem metabolisme antara lain:
a. perubahan tekanan darah,
b. gangguan jantung,
c. perubahan denyut nadi,
d. stress, dan
e. kontraksi perut.
Pencemaran benda-benda radioaktif
Efek
yang ditimbulkan zat radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta
pola reaksi kimianya yang dapat merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada
gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen dan dapat juga menyebabkan kanker. Penyebabnya
adalah benda-benda radioaktif, debu radioaktif yang berasal dari ion nuklir
serta reaktor-realtor atom. Bahaya yang ditimbulkan, yaitu radioaktif sinar
alfa (α), sinar beta (β), sinar gamma (l)
DAMPAK PENCEMARAN SECARA GLOBAL
Pembakaran
bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri
menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari
kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika
jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas
dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke
Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek
rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan
efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang
berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek
rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau
lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim
dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es
di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup,
termasuk manusia.
Akibat
lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan
asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air
sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme
yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.
UPAYA PENANGGULANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Berbagai upaya
telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan.
Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan
kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai
berikut:
1.
Membuang sampah
pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan
meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan
membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan
menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa
meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama
sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos.
Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam
tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan
kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang
lainnya.
2.
Penanggulangan limbah
industry
Limbah dari industri terutama yang mengandung
bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut
akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah
pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan
sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik atau kawasan industri di
daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan
masyarakat.
3.
Penanggulangan
pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran
kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan
mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti
alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi
listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah
kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan
terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
4.
Diadakan
penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di
udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2
di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan
demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan
hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
5.
Penggunaan pupuk
dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat
meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran
jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak
negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama
tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan
pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya
organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang
membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama secara biologis merupakan
salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem
pertanian.
6.
Pengurangan
pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer
diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu
dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi
penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga
dapat mengurangi pemanasan global.
LIMBAH
Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri
dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik
limbah:
1.
Berukuran mikro
2.
Dinamis
3.
Berdampak luas (penyebarannya)
4.
Berdampak jangka
panjang (antar generasi)
Faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1.
Volume limbah
2.
Kandungan bahan
pencemar
3.
Frekuensi
pembuangan limbah
Berdasarkan
karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1.
Limbah cair
2.
Limbah padat
3.
Limbah gas dan
partikel
4.
Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
Untuk
mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya
pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.
pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
2.
pengolahan
menurut karakteristik limbah
Pemanfaatan
Limbah Organik
1.
Dengan Daur Ulang
Limbah organic tertentu, seperti sampah sayuran,
sampah daun, atau ranting, dapat kita manfaatkan kembali dengan cara di daur
ulang, misalnya menjadi pupuk kompos.
Kertas bekas merupakan limbah organic yang juga
dapat di daur ulang menjadi kertas pembungkus, kertas tisu, kertas Koran, dan
kertas tulis.
2.
Tanpa Daur Ulang
Tidak semua limbah organic padat harus didaur ulang
lebih dahulu sebelum dapat digunakan kembali. Beberapa limbah organic padat itu
antara lain.
a.
Ban karet bekas dapat dijadikan tempat sampah, ember, sandal, meja, atau
kursi.
b.
Serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai media tanam jamur tiram.
c.
Kulit jagung dapat dijadikan bunga hiasan.
Pemanfaatan
Limbah Anorganik
1.
Dengan Daur Ulang
Beberapa limbah anorganik, seperti kaleng aluminium
dan besi baja dapat dilebur dan didaur ulang kembali. Sedangkan, botol, gelas,
ember plastic, pecahan botol dan toples kaca dapat didaur ulang menjadi botol
dan toples kaca yang baru. Selain itu, botol dan gelas plastic bekas kemasan
air minum dapat didaur ulang kembali menjadi serbuk plastic (crumb), yaitu bahan baku dakron (kapas
sintesis untuk bantal atau guling).
2.
Tanpa Daur Ulang
Beberapa jenis limbah seperti, botol dan gelas
plastic bekas kemasan air mineral dapat dijadikan mainan anak-anak, pot
tanaman, atau hiasan. Pecahan kaca dapat dijadikan hiasan dinding atau lukisan.
Kesimpulan
Pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/
komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan
tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala sesuatu yang dapat
menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya
bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi
(biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Ada banyak
macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain
itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat
disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan
manusia dan faktor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat
dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah
dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik.
Saran
Pencemaran
lingkungan harus selalu kita hindari agar lingkungan kita bersih dan terhindar
dari polutan atau bahan pencemaran dan juga agar lingkungan kita menjadi
lingkungan yang kita dambakan. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga dan
merawat lingkungan kita dengan tidak membuang limbah disembarangan tempat dan
selalu menjaga kebersihan dimana saja.
Daftar
Pustaka
Sri Pujiyanto. Buku Paket Platinum
Biologi Kelas X.
Saktiyono. Buku Seribu Pena KTSP 2006
Kelas X.
Risdayanti Nashiro, S.Pd. Modul
Biologi Kelas X.
No comments:
Post a Comment