Search This Blog

Tuesday, May 3, 2016

ASMAUL HUSNA

Kata Pengantar
Assalammu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan materi diskusi PAI yang berjudul “Asmaul Husna”.
Penulisan materi diskusi PAI merupakan salah satu tugas kami sebagai materi diskusi mata pelajaran PAI.
Dalam Penulisan materi diskusi ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan materi diskusi ini.
Dalam penulisan materi diskusi ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
                                        





Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................  1
Daftar Isi..........................................................................  2
Pengertian Asmaul Husna...................................................... 3
Al Wakil (Yang Maha Pemelihara)........................................... 5
Al Matin (Yang Mahakukuh).................................................. 7
Al Jami (Yang Maha Mengumpulkan)....................................... 10
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna....... 11
Fungsi Asmaul Husna............................................................. 12
Penutup............................................................................. 13
Daftar Pustaka.................................................................... 14










1.     Pengertian Asmaul Husna
Asmaul husna secara bahasa, asmaul husna berasal dari bahasa Arab, yang terdiri atas dua kata, yaitu asma’ yang artinya nama-nama dan al-husna yang artinya baik, bagus, atau indah.
Sedangkan pengertian asmaul husna secara bahasa ditujukan kepada Allah swt. sehingga pengertian dari asmaul husna itu sendiri adalah nama-nama Allah swt. yang baik, bagus, atau indah.
Asmaul husna berjumlah 99. Dengan nama-nama tersebut, Allah swt. telah membedakan diri-Nya dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong dan merasa yang paling baik, karena yang memiliki kebaikan-kebaikan itu hanyalah Allah swt.
Allah swt. berfirman   :
Artinya            :
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. Al-Hasyr [59]: 22-24)



Artinya:
Dan Allah memiliki Asma’ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-A‘raf [7]: 180)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa pemiliki asmaul husna adalah Alah swt. Dalam asmaul husna terkandug sifat-sifat kemahasempurnaan Allah swt. sebagai khalik. Oleh karena itu, Allah swt. sangat menyukai, bahkan menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa dengan menyebut asma’-Nya.

Dengan menyebut asmaul husna berarti kita sudah memuji kemahasempurnaan Allah swt. Penyebutan asmaul husna dalam berdoa dimaksudkan agar manusia senantiasa mengingat keagungan, kekuasaan, dan keindahan-Nya. Dengan demikian, manusia diharapkan mampu meneladani asmaul husna-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam ayat di atas Allah Swt. melarang hamba-Nya menyalahartikan asmaul husna-Nya. Ada orang-orang yang menggunakan asmaul husna untuk maksud tertentu. Misalnya, menggunakan asmaul husna untuk memperkaya diri, memperoleh kekebalan tubuh, dan maksud lain. Allah Swt. melarang kita meniru perbuatan yang demikian. Mereka yang menyalahartikan asmaul husna-Nya akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan di akhirat kelak. Mereka akan menerima balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Dalam sebuah hadis dijelaskan barang siapa yang mampu dan bisa menghafalkannya, kemudian menjaga dan mengamalkan asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari, Allah swt. akan menjamin kita untuk masuk ke dalam surganya.

Rasulullah saw. Bersabda :
Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barang
siapa yang menghimpunnya akan masuk surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Orang-orang yang menyebut asmaul husna dengan tujuan ikhlas untuk memperoleh rida-Nya dan untuk memahami maknanya akan masuk ke surga-Nya. Penyebutan asmaul husna diharapkan mampu menjadikan seseorang senantiasa teringat akan keindahan, keagungan, dan kekuasaan Allah Swt. Dengan demikian, diharapkan setiap tindakan dan perbuatannya sesuai dengan makna atau kandungan asmaul husna-Nya. Senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

2.     Al-Wakil (Yang Maha Pemelihara)
Al-Wakil adalah Zat yang bertanggung jawab atas semua makhluk-Nya, dalam pengertian yang menciptakan dari ketiadaan, dapat dipahami bahwa segala sesuatu selain Allah swt. adalah makhluk ciptaan dan setiap makhluk berangkat dari ketiadaan karena hanya Allah swt. yang mampu menciptakan semua makhluk itu dari ketiadaannya.
Setelah menciptakan semua makhluk, Allah swt. bertugas mengawasi dan menjaga mereka, menganugerahkan kepada mereka sarana-sarana untuk bertahan hidup, dan menjaga mereka dari kepunahan. Jika Allah swt. tidak melakukan hal itu, niscaya langit dan bumi beserta isinya akan hancur.
Allah swt. berfirman :

Artinya :
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al-Fatir [35]: 41)
Artinya :
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (Q.S. Hud [11]: 12)


Allah memiliki sifat Maha Melindungi dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Allah swt. satu-satunya Zat yang pantas, bahkan harus kita jadikan sandaran dalam hidup.
Allah swt. berfirman   :
Artinya :
(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia250 telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (Q.S. Ali Imran [3]: 173)
Orang yang berusaha dan bertawakkal tidak akan mempersoalkan Allah. Jika tidak dia akan stress memanjang. Sepatutnya dia memahami bahwa Allah Maha Bijaksana. Ibnu 'Abbas ra meriwayatkan sebuah hadits  :
"Siapa saja yang suka untuk menjadi manusia yang paling kuat maka bertawakkallah kepada Allah".
Orang yang bertawakkal kepada Allah akan sentiasa tenang menerima apa saja yang Allah putuskan kepadanya. Walaupun Allah beri lain daripada apa yang dia minta, dia yakin Allah tak akan memberikan yang tak baik kepadanya.
Telah menjadi tabi'at manusia bahawa apabila diberi ujian sama ada nikmat atau musibah manusia akan berkata Allah memuliakannya bila mendapat nikmat dan Allah menghinanya bila diberikan musibah.
Allah berfirman:


Artinya            :
(Dalam pada itu manusia tidak menghiraukan balasan akhirat), oleh yang demikian, maka kebanyakan manusia apabila diuji oleh Tuhannya dengan dimuliakan dan dimewahkan hidupnya, (ia tidak mahu bersyukur tetapi terus bersikap takbur) serta berkata dengan sombongnya: "Tuhanku telah memuliakan daku!" (Q.S. Al-Fajr [89] : 15)


Artinya            :
Dan sebaliknya apabila ia diuji oleh Tuhannya, dengan disempitkan rezekinya, (ia tidak bersabar bahkan ia resah gelisah) serta merepek dengan katanya: "Tuhanku telah menghinakan daku!" (Q.S. Al-Fajr [89] : 16)
Pemikiran seperti ini adalah salah dan merupakan dosa besar kerana berfikir bahwa ridha atau kemurkaan Allah adalah berdasarkan pemberian Allah.
3.     Al-Matin (Yang Mahakukuh)
Al-Matin artinya Yang Mahakukuh, yaitu Zat Yang Maha Kuat. Kekuatanny-Nya tidak terbendung. Tidak ada suatu apa pun yang dapat menandingi kekuatan Allah swt.
Allah swt. berfirman   :
Artinya :
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S. Az Zariyat [51]: 58)

Allah adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, Allah tidak akan melemahkan suatu sifat-Nya, sebagaimana manusia. Maha Sempurna Allah SWT dari sifat manusiawi. Allah juga maha kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan begitu, Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah memberikan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya. Kemurkaan dan azab-Nya akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekalipun. Seorang hamba harus mengharapkan agar semua kebaikan dan keindahan datang dari Allah SWT dan hanya takut kepada azab Allah SWT. Dengan demikian, semua rasa takut yang lain hilang dari hati hamba-hamba-Nya yang telah tertambat kepadaTuhan mereka.
Apabila kita benar dalam menjalani kehidupan di dunia, maka Allah akan menolong kita. Akan tetapi, apabila kita salah dalam menjalani kehidupan ini, maka keputusan Allah untuk memasukkan kita ke neraka tidak bisa diubah. Apabila seseorang itu paham bahwa Allah itu Maha Kokoh, maka dia akan berhati-hati dalam hidup ini serta berusaha untuk mencukupi segala persyaratan yang bisa menyelamatkannya dari api neraka. Artinya sikap kita dalam menyikapi Al-Matin ini adalah harus bersungguh-sungguh untuk bisa memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah.
Syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah, antara lain :
1.      Iman (mengenal Allah)
Iman itu mencakup mulai dari percaya kepada Allah sampai hari akhir.
2.      Al-Qur’an (mengamalkan Al Qur’an)
Al-Qur’an adalah tata cara kita mengikuti atau menjalankan hukum-hukum Allah.
3.      Al-Hadits (meneladani suri tauladan Rasulullah)
Hadits adalah contoh-contoh orang yang berbakti kepada Allah.
Di padang mahsyar nanti apapun yang telah diputuskan oleh Allah tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Apabila Allah telah memutuskan bahwa kita termasuk penghuni surga, maka tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Begitu juga sebaliknya, karena di dalam memutuskan sesuatu, Allah tidak perlu bermusyawarah dengan makhluk-makhluk-Nya. Dan apabila Allah telah mengambil satu keputusan dengan seluruh pertimbangan-pertimbangan-Nya dan dihadirkan saksi-saksi, bukti-bukti, serta catatan-catatan, sehingga Allah telah menetapkan keputusan-Nya, maka ketetapan-Nya itu tidak bisa berubah lagi.
Allah swt. berfirman yang artinya :
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada seorangpun yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu ? Karena itu hendaknya orang-orang mu'min bertawakkal kepada Allah saja (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 160)
Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya :
Dan seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu milik Allâh semuanya dan bahwa Allâh amat berat siksa-Nya, (niscaya mereka menyesal) (Q.S. Al-Baqarah [2]: 165)

Inilah yang seharusnya kita yakini. Sedangkan untuk menyikapi Al-Matin ini jangan sampai kita lalai.  Karena, apabila kita lalai maka di akhirat nanti tidak ada lagi kesempatan untuk bisa keluar dari keputusan Allah.
Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah tidak terkalahkan dan tidak tergoyahkan. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menundukkan Allah meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerjasama. Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat Al-Matin adalah dengan beristiqomah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa. Serta, bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi lebihkuat.
Diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allah Azza wa Jalla mampu memenangkan dan memberikan pertolongan kepada para Nabi dan pengikut mereka meskipun jumlah dan persiapan mereka sangat sedikit, sementara jumlah dan persiapan musuh-musuh mereka sangat banyak.
Allah swt. berfirman yang artinya :
Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ! Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S. Al-Baqarah [2]: 249)
Dan diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah swt. mampu menimpakan kebinasaan kepada orang-orang yang berbuat zhalim dan menimpakan berbagai macam azab kepada yang berbuat maksiat di dunia.
Allah swt. berfirman yang artinya :
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat keras siksa-Nya (Q.S. Al-Anfal [8] :52)

Dan termasuk bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Dia Maha Mampu Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah, mulia atau hina, kecuali dengan izin-Nya semata, tanpa ada yang mampu menghalangi dan mengalahkan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya :
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam (Q.S Al-A’raf [7]: 54)
Juga termasuk bukti kemahakuasaan-Nya adalah berbagai bentuk adzab pedih yang disediakan-Nya bagi penghuni neraka di akhirat nanti, serta berbagai macam kenikmatan dan kesenangan yang berlimpah ruah, tidak terputus dan terus-menerus, yang Allah Azza wa Jalla sediakan bagi penghuni surga.

4.     Al-Jami (Yang Maha Mengumpulkan)
Al-Jami artinya Yang Maha Mengumpulkan. Yang Maha Mengumpulkan makhluk pada hari yang tidak ada keraguan di dalamnya.
Allah swt. berfirman   :
Artinya :
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Q.S Ali Imran [3]: 9)

Dan ketika Allah swt. mengumpulkan manusia di hari kiamat kelak, tak seorang pun yang luput dari hari itu. Allah swt. mengumpulkan hamba-hamba-Nya menjadi satu dari mana saja tempat mereka meninggal dan Allah swt. juga akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang orang kafir di neraka.


Allah swt. berfirman   :
Artinya :
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. (Q.S. An Nisa [4]: 140)
Dan ada pendapat lain mengatakan, bahwa Dia adalah Dzat yang mengumpulkan bagian-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar. Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Dan Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi, lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami’. Dikatakan bahwa jami’ ialah orang yang tidak padam cahaya makrifatnya.

5.     Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna
1.      Keluhuran Budi
2.      Kukuh Pendirian
3.      Memiliki Rasa Aman
4.      Selalu Berserah Diri kepada Allah (Tawakal)
5.      Bersikap Adil
6.      Semangat dalam Kebaikan
7.      Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. memiliki sifat wajib
8.      Beribadah dan memohon hanya kepada Allah Swt
9.      Tidak sombong terhadap karunia dan nikmat Allah Swt
10.  Memanfaatkan nikmat dan karunia Allah Swt. untuk mendekatkan diri kepada-Nya
11.  Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar
12.  Berusaha menggapai keinginan kemudian berdoa kepada Allah Swt. memohon keberhasilan
13.  Menunaikan shalat tepat waktu
14.  Memanfaatkan kesempatan hidup di dunia untuk mencari bekal kehidupan di akhirat
15.  Berhati-hati dalam berbuat dan berbicara
16.  Dapat dipercaya oleh orang lain

6.     Fungsi Asmaul Husna
1.      Sebagai media zikir, sarana untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
2.      Sebagai media pengenalan terhadap Allah swt. (ma’riftullah ) dengan segala kesempurnaan.
3.      Sebagai penenang hati , artinya semakin banyak menyebut nama-Nya akan semakin tenang hatinya.
4.      Sebagai pendorong rasa cinta ( mahabbah ) kepada allah swt. Semakin sering seseorang menyebut nama-Nya , semakin tumbuh rasa cinta kepada-Nya .
5.      Sebagai pembuka doa yang relevan dengan isi doa.




























Penutup
Assalammu’alaikum warahmatullahiwabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt., atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan materi diskusi kami yang berjudul “Asmaul Husna”.
Penulisan materi diskusi ini merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam ( PAI ) dalam penulisan materi diskusi ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan materi diskusi ini.
Dengan ini kami minta maaf dan kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan materi diskusi ini dan semoga pembuatan makalah ini bermanfaat untuk semua pihak sebagai bahan untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).











DAFTAR PUSTAKA