Kata Pengantar
Assalammu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan materi
diskusi PAI yang berjudul “Asmaul Husna”.
Penulisan materi diskusi PAI merupakan
salah satu tugas kami sebagai materi diskusi mata pelajaran PAI.
Dalam Penulisan materi diskusi ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan materi
diskusi ini.
Dalam penulisan materi diskusi ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahiwabarakatuh
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................. 1
Daftar Isi.......................................................................... 2
Pengertian Asmaul Husna...................................................... 3
Al Wakil (Yang Maha Pemelihara)........................................... 5
Al Matin (Yang Mahakukuh).................................................. 7
Al Jami (Yang Maha Mengumpulkan)....................................... 10
Perilaku
yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna....... 11
Fungsi
Asmaul Husna............................................................. 12
Penutup............................................................................. 13
Daftar
Pustaka.................................................................... 14
1.
Pengertian
Asmaul Husna
Asmaul husna secara bahasa, asmaul husna
berasal dari bahasa Arab, yang terdiri atas dua kata, yaitu asma’ yang artinya
nama-nama dan al-husna yang artinya baik, bagus, atau indah.
Sedangkan pengertian asmaul husna secara
bahasa ditujukan kepada Allah swt. sehingga pengertian dari asmaul husna itu
sendiri adalah nama-nama Allah swt. yang baik, bagus, atau indah.
Asmaul husna berjumlah 99. Dengan nama-nama
tersebut, Allah swt. telah membedakan diri-Nya dengan makhluk-makhluk
ciptaan-Nya. Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong dan merasa yang paling
baik, karena yang memiliki kebaikan-kebaikan itu hanyalah Allah swt.
Allah swt. berfirman :
|
|
|
Artinya :
Dialah
Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan
selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan
Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang
Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah
Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih
kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana. (Q.S. Al-Hasyr [59]: 22-24)
|
Artinya:
Dan Allah memiliki Asma’ul husna (nama-nama
yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-A‘raf [7]: 180)
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa
pemiliki asmaul husna adalah Alah swt. Dalam asmaul husna terkandug sifat-sifat
kemahasempurnaan Allah swt. sebagai khalik. Oleh karena itu, Allah swt. sangat
menyukai, bahkan menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa dengan menyebut asma’-Nya.
Dengan menyebut asmaul husna berarti kita
sudah memuji kemahasempurnaan Allah swt. Penyebutan asmaul husna dalam berdoa
dimaksudkan agar manusia senantiasa mengingat keagungan, kekuasaan, dan
keindahan-Nya. Dengan demikian, manusia diharapkan mampu meneladani asmaul
husna-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam ayat di atas
Allah Swt. melarang hamba-Nya menyalahartikan asmaul husna-Nya. Ada orang-orang
yang menggunakan asmaul husna untuk maksud tertentu. Misalnya, menggunakan asmaul
husna untuk memperkaya diri, memperoleh kekebalan tubuh, dan maksud lain. Allah
Swt. melarang kita meniru perbuatan yang demikian. Mereka yang menyalahartikan asmaul
husna-Nya akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan di akhirat
kelak. Mereka akan menerima balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Dalam
sebuah hadis dijelaskan barang siapa yang mampu dan bisa menghafalkannya,
kemudian menjaga dan mengamalkan asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari,
Allah swt. akan menjamin kita untuk masuk ke dalam surganya.
Rasulullah
saw. Bersabda :
”Sesungguhnya
Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barang
siapa yang menghimpunnya akan masuk surga.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Orang-orang yang menyebut asmaul husna dengan tujuan
ikhlas untuk memperoleh rida-Nya dan untuk memahami maknanya akan masuk ke surga-Nya.
Penyebutan asmaul husna diharapkan mampu menjadikan seseorang senantiasa
teringat akan keindahan, keagungan, dan kekuasaan Allah Swt. Dengan demikian,
diharapkan setiap tindakan dan perbuatannya sesuai dengan makna atau kandungan asmaul
husna-Nya. Senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2.
Al-Wakil
(Yang Maha Pemelihara)
Al-Wakil adalah Zat yang bertanggung jawab atas semua makhluk-Nya, dalam
pengertian yang menciptakan dari ketiadaan, dapat dipahami bahwa segala sesuatu
selain Allah swt. adalah makhluk ciptaan dan setiap makhluk berangkat dari
ketiadaan karena hanya Allah swt. yang mampu menciptakan semua makhluk itu dari
ketiadaannya.
Setelah menciptakan semua makhluk, Allah swt. bertugas mengawasi dan
menjaga mereka, menganugerahkan kepada mereka sarana-sarana untuk bertahan
hidup, dan menjaga mereka dari kepunahan. Jika Allah swt. tidak melakukan hal
itu, niscaya langit dan bumi beserta isinya akan hancur.
Allah swt. berfirman :
|
Artinya :
Sesungguhnya Allah
menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan
lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al-Fatir [35]: 41)
|
|
Artinya :
|
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang
diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka
akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan
(kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?"
Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara
segala sesuatu. (Q.S. Hud [11]: 12)
|
|
|
Allah memiliki
sifat Maha Melindungi dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Allah swt.
satu-satunya Zat yang pantas, bahkan harus kita jadikan sandaran dalam hidup.
Allah swt. berfirman :
|
Artinya :
(Yaitu) orang-orang
(yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: "Sesungguhnya manusia250 telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik Pelindung”. (Q.S. Ali Imran
[3]: 173)
|
Orang yang berusaha dan bertawakkal tidak akan
mempersoalkan Allah. Jika tidak
dia akan
stress memanjang. Sepatutnya dia memahami bahwa Allah Maha Bijaksana. Ibnu 'Abbas ra meriwayatkan sebuah hadits :
"Siapa saja yang suka untuk menjadi manusia yang paling kuat maka
bertawakkallah kepada Allah".
Orang yang bertawakkal
kepada Allah akan sentiasa tenang menerima apa saja yang Allah putuskan
kepadanya. Walaupun Allah beri lain daripada apa yang dia minta, dia yakin Allah
tak akan memberikan yang tak baik kepadanya.
Telah menjadi tabi'at
manusia bahawa apabila diberi ujian sama ada nikmat atau musibah manusia akan berkata Allah memuliakannya bila mendapat
nikmat dan Allah menghinanya bila diberikan musibah.
Allah berfirman:
Artinya :
(Dalam pada itu manusia tidak menghiraukan balasan
akhirat), oleh yang demikian, maka kebanyakan manusia apabila diuji oleh
Tuhannya dengan dimuliakan dan dimewahkan hidupnya, (ia tidak mahu bersyukur
tetapi terus bersikap takbur) serta berkata dengan sombongnya: "Tuhanku
telah memuliakan daku!" (Q.S. Al-Fajr [89] : 15)
Artinya :
Dan sebaliknya apabila ia diuji oleh Tuhannya, dengan
disempitkan rezekinya, (ia tidak bersabar bahkan ia resah gelisah) serta
merepek dengan katanya: "Tuhanku telah menghinakan daku!" (Q.S. Al-Fajr [89] : 16)
Pemikiran seperti ini adalah salah dan
merupakan dosa besar kerana berfikir bahwa ridha atau kemurkaan Allah adalah
berdasarkan pemberian Allah.
3.
Al-Matin
(Yang Mahakukuh)
Al-Matin artinya Yang Mahakukuh, yaitu Zat
Yang Maha Kuat. Kekuatanny-Nya tidak terbendung. Tidak ada suatu apa pun yang
dapat menandingi kekuatan Allah swt.
Allah swt. berfirman :
|
Artinya :
Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (Q.S. Az Zariyat [51]: 58)
|
|
Allah adalah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya.
Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, Allah tidak akan melemahkan suatu
sifat-Nya, sebagaimana manusia. Maha Sempurna Allah SWT dari sifat manusiawi.
Allah juga maha kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat
Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak
ada taranya. Dengan begitu, Kekukuhan Allah yang memiliki rahmat dan azab
terbukti ketika Allah memberikan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada
apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian
juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya. Kemurkaan dan
azab-Nya akan mengenai sasaran tanpa meleset sedikitpun atau sekalipun. Seorang
hamba harus mengharapkan agar semua kebaikan dan keindahan datang dari Allah
SWT dan hanya takut kepada azab Allah SWT. Dengan demikian, semua rasa takut
yang lain hilang dari hati hamba-hamba-Nya yang telah tertambat kepadaTuhan
mereka.
Apabila kita benar
dalam menjalani kehidupan di dunia, maka Allah akan menolong kita. Akan tetapi,
apabila kita salah dalam menjalani kehidupan ini, maka keputusan Allah untuk
memasukkan kita ke neraka tidak bisa diubah. Apabila seseorang itu paham bahwa
Allah itu Maha Kokoh, maka dia akan berhati-hati dalam hidup ini serta berusaha
untuk mencukupi segala persyaratan yang bisa menyelamatkannya dari api neraka.
Artinya sikap kita dalam menyikapi Al-Matin ini adalah harus bersungguh-sungguh
untuk bisa memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah.
Syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah,
antara lain :
1.
Iman
(mengenal Allah)
Iman itu mencakup
mulai dari percaya kepada Allah sampai hari akhir.
2.
Al-Qur’an
(mengamalkan Al Qur’an)
Al-Qur’an adalah
tata cara kita mengikuti atau menjalankan hukum-hukum Allah.
3.
Al-Hadits
(meneladani suri tauladan Rasulullah)
Hadits adalah contoh-contoh orang yang
berbakti kepada Allah.
Di padang mahsyar nanti apapun yang telah
diputuskan oleh Allah tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Apabila Allah
telah memutuskan bahwa kita termasuk penghuni surga, maka tidak ada satupun
yang bisa mengubahnya. Begitu juga sebaliknya, karena di dalam memutuskan
sesuatu, Allah tidak perlu bermusyawarah dengan makhluk-makhluk-Nya. Dan
apabila Allah telah mengambil satu keputusan dengan seluruh
pertimbangan-pertimbangan-Nya dan dihadirkan saksi-saksi, bukti-bukti, serta
catatan-catatan, sehingga Allah telah menetapkan keputusan-Nya, maka
ketetapan-Nya itu tidak bisa berubah lagi.
Allah swt. berfirman yang artinya :
Jika Allah menolong
kamu, maka tak ada seorangpun yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat
menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu ? Karena itu hendaknya
orang-orang mu'min bertawakkal kepada Allah saja (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 160)
Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya :
Dan seandainya
orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa
(pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu milik Allâh semuanya dan bahwa Allâh
amat berat siksa-Nya, (niscaya mereka menyesal) (Q.S. Al-Baqarah [2]: 165)
Inilah yang seharusnya kita yakini. Sedangkan
untuk menyikapi Al-Matin ini jangan sampai kita lalai. Karena, apabila
kita lalai maka di akhirat nanti tidak ada lagi kesempatan untuk bisa keluar
dari keputusan Allah.
Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah tidak terkalahkan
dan tidak tergoyahkan. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menundukkan Allah
meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerjasama. Dengan demikian, akhlak kita
terhadap sifat Al-Matin adalah dengan beristiqomah (meneguhkan pendirian),
beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan,
terus berusaha dan tidak putus asa. Serta, bekerjasama dengan orang lain
sehingga menjadi lebihkuat.
Diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Allah Azza
wa Jalla mampu memenangkan dan memberikan pertolongan kepada para Nabi dan
pengikut mereka meskipun jumlah dan persiapan mereka sangat sedikit, sementara
jumlah dan persiapan musuh-musuh mereka sangat banyak.
Allah swt. berfirman yang artinya :
Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang
banyak dengan izin Allah ! Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (Q.S. Al-Baqarah [2]: 249)
Dan diantara bukti kemahaperkasaan-Nya adalah swt. mampu
menimpakan kebinasaan kepada orang-orang yang berbuat zhalim dan menimpakan
berbagai macam azab kepada yang berbuat maksiat di dunia.
Allah swt. berfirman yang artinya :
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya
serta orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah
menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat
keras siksa-Nya (Q.S. Al-Anfal [8]
:52)
Dan termasuk bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Dia Maha Mampu Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah, mulia atau hina, kecuali dengan izin-Nya semata, tanpa ada yang mampu menghalangi dan mengalahkan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya :
Dan termasuk bukti kemahaperkasaan-Nya adalah Dia Maha Mampu Melakukan apa yang dikehendaki-Nya, sehingga tidak ada sesuatupun yang terjadi di alam semesta ini baik berupa gerakan atau diam, tinggi atau rendah, mulia atau hina, kecuali dengan izin-Nya semata, tanpa ada yang mampu menghalangi dan mengalahkan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya :
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci
Allah, Rabb semesta alam (Q.S Al-A’raf [7]:
54)
Juga termasuk
bukti kemahakuasaan-Nya adalah berbagai bentuk adzab pedih yang disediakan-Nya
bagi penghuni neraka di akhirat nanti, serta berbagai macam kenikmatan dan
kesenangan yang berlimpah ruah, tidak terputus dan terus-menerus, yang Allah
Azza wa Jalla sediakan bagi penghuni surga.
4.
Al-Jami
(Yang Maha Mengumpulkan)
Al-Jami artinya Yang Maha Mengumpulkan. Yang Maha Mengumpulkan makhluk pada
hari yang tidak ada keraguan di dalamnya.
Allah swt. berfirman :
|
Artinya :
"Ya Tuhan kami,
sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada)
hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi
janji. (Q.S Ali Imran [3]: 9)
|
|
Dan ketika Allah swt. mengumpulkan manusia di hari kiamat kelak, tak
seorang pun yang luput dari hari itu. Allah swt. mengumpulkan hamba-hamba-Nya
menjadi satu dari mana saja tempat mereka meninggal dan Allah swt. juga akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang orang kafir di neraka.
Allah swt. berfirman :
|
Artinya :
Dan sungguh Allah
telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian),
tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam. (Q.S. An Nisa [4]: 140)
|
Dan ada pendapat lain mengatakan, bahwa Dia adalah Dzat yang mengumpulkan
bagian-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan
mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar. Penghimpunan ini ada
berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang
beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan
kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Dan Dia
mengumpulkan langit, planet, udara di bumi, lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan,
dan barang-barang tambang yang aneka rupa di bumi. Dia mengumpulkan tulang,
urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia mengumpulkan antara dua sifat yang
berlawanan, seperti panas dan dingin, kering dan lembab, di dalam unsur hewan
dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk penghimpunan yang paling sempurna di
antara yang ada.
Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir di
anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna
makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami’.
Dikatakan bahwa jami’ ialah orang yang tidak padam cahaya
makrifatnya.
5.
Perilaku
yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna
1. Keluhuran Budi
2. Kukuh Pendirian
3. Memiliki Rasa Aman
4. Selalu Berserah Diri kepada Allah (Tawakal)
5. Bersikap Adil
6. Semangat dalam Kebaikan
7.
Meyakini
sepenuh hati bahwa Allah Swt. memiliki sifat wajib
8.
Beribadah
dan memohon hanya kepada Allah Swt
9.
Tidak
sombong terhadap karunia dan nikmat Allah Swt
10. Memanfaatkan nikmat dan karunia Allah
Swt. untuk mendekatkan diri kepada-Nya
11. Menjaga hubungan baik dengan sesama
manusia dan lingkungan sekitar
12. Berusaha menggapai keinginan kemudian
berdoa kepada Allah Swt. memohon keberhasilan
13. Menunaikan shalat tepat waktu
14. Memanfaatkan kesempatan hidup di dunia
untuk mencari bekal kehidupan di akhirat
15. Berhati-hati dalam berbuat dan
berbicara
16. Dapat dipercaya oleh orang lain
6.
Fungsi
Asmaul Husna
1.
Sebagai media
zikir, sarana untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
2.
Sebagai media
pengenalan terhadap Allah swt. (ma’riftullah ) dengan segala kesempurnaan.
3.
Sebagai
penenang hati , artinya semakin banyak menyebut nama-Nya akan semakin tenang
hatinya.
4.
Sebagai
pendorong rasa cinta ( mahabbah ) kepada allah swt. Semakin sering seseorang
menyebut nama-Nya , semakin tumbuh rasa cinta kepada-Nya .
5.
Sebagai
pembuka doa yang relevan dengan isi doa.
Penutup
Assalammu’alaikum warahmatullahiwabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan
kehadiran Allah swt., atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan materi diskusi
kami yang berjudul “Asmaul Husna”.
Penulisan materi diskusi ini
merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas Pendidikan Agama Islam (
PAI ) dalam penulisan materi diskusi ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan materi diskusi ini.
Dengan ini kami minta maaf dan
kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan materi diskusi ini dan semoga pembuatan makalah ini bermanfaat
untuk semua pihak sebagai bahan untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=504:meneladani-sifatsifattuhan&catid=101:tafsir&Itemid=353, 30/04/2011=13.10